Wednesday, May 23, 2012

Hari Terakhir di Sisimu (4)


Hari berganti hari...
Tanpa terasa satu minggu sudah, Karina tak pernah melihat suaminya. Sejak malam itu, ya sejak malam kepulangan mereka dari perjalanan bisnis.

Ada rasa penasaran yang begitu dalam dari hati gadis itu. Biasanya di waktu sarapanlah, dia bisa bertemu dengan Royes, walau sering terjadi kesalahpahaman di antara keduanya, namun itu meninggalkan bekas tersendiri di hati Karina.

Karina menghela nafas panjangnya tatkala memasuki ruang makan di pagi itu. Berharap ada sosok pria yang dia inginkan satu minggu ini. Tapi sayang, tidak ada seorangpun berada di sana. Melainkan hanya seorang pelayan yang siap membantunya untuk menyiapkan segala sesuatunya.

Karina memandangi kursi di depannya hampa..kosong!

Melihat Karina bengong, pelayan itu pun dengan santun menanyakan apa majikannya tersebut membutuhkan sesuatu untuk sarapannya. Karina diam saja dan tertunduk. Namun rasa penasarannya menggelitik ingin bertanya pada pelayan itu.

"Bi, apa tuan Royes sudah bangun?" tanya Karina pelan.

Pelayan itu tersenyum polos dan mengatakan: "Tuan sudah pergi pagi-pagi sekali, nona"

APA???!!! DIA ADA DI SINI??!!
Masih di sini?

"Apa...apa...tuan sudah sarapan?" tanya Karina lagi.

Pelayan itu mengangguk dua kali dengan sopan. Kemudian Karina menyuruh pelayan itu keluar dari ruang makan. Karena dia ingin sendirian saja di sana.

Karina mulai berpikir...

Satu minggu ini, dia tak menyapaku?
Mengapa dia mendiamkanku seperti ini?
Apa maksudnya? Mengapa dia lakukan itu?
Apa dia sedang menyiapkan sesuatu untuk perpisahan kami...

Jika benar seperti itu, apa yang harus aku lakukan??!! Bagaimana aku harus menahan semuanya...

Karina mulai kesal dengan perasaannya sendiri, gadis itu terlihat hilang kendali...
Akhirnya...

PRRAAANGGG!!!

Tangannya menghempaskan semua yang ada di atas meja makan. Kemudian melempar semua peralatan ke lemari dekat meja itu. Entah mengapa gadis itu bisa melakukannya. Selama ini dia memang tidak pernah menanggung beban perasaan seperti saat ini. Karina memang belum pernah benar-benar jatuh cinta sepertinya. Mungkin hanya sebatas cinta dan suka sesaat...

Dua orang pelayan datang berlari dengan wajah cemas ke ruang makan. Mereka berhenti ketika melihat nona rumahnya mengamuk. Dan mundur sampai keadaan benar-benar membaik.

Karina pun mundur dari meja makan dan keluar dengan sempoyongan. Wajahnya tampak merah padam menahan kecewa dan kekesalan.

Kau membuatku seperti ini...
Baik...aku tidak akan membiarkanmu merajai hatiku lagi!
Aku sanggup untuk menahan ini!
Aku pasti sanggup!

Karina menangis di kamarnya...

Siang hari...

Karina beranjak untuk ke kampusnya. Dengan mata yang sedikit sembab, gadis itu menyetir mobilnya dengan ngebut. Wajah cantiknya terlihat sangar dan marah. Keegoisannya kembali seperti sedia kala. Gadis ceroboh dalam dirinya seolah muncul kembali...

Hampir seharian gadis itu berhura-hura dengan teman-temannya. Sementara jam menunjukkan pukul 11 malam. Udara dingin mulai menusuk ke dalam tubuhnya yang kurus. Gadis itu baru saja tiba di depan teras kediamannya. Dengan gontai dia duduk di kursi teras. Memandangi langit yang begitu gelap. Tatapan matanya terlihat sayu kelelahan. Cukup lama Karina menyandarkan tubuhnya di kursi itu. Hampir saja terlelap di sana...

Ketika...
Sepasang sorot lampu mobil menyinarinya!

Karina menutup wajah dengan jemarinya, menghindari sorot lampu itu. Matanya perlahan mulai menangkap sosok pria yang dia kesalkan beberapa hari ini.

Tatapannya begitu tajam pada Royes!

Dengan santai, Royes menyapa Karina...

"Kau baru pulang?" tanyanya.

Karina tak menghiraukan pertanyaan Royes. Gadis itu langsung menghindar masuk ke dalam rumah. Dan...

BBLLAAMM!!!

Karina masuk ke dalam kamarnya...

Tak berapa lama...

Tok!Tok!Tok!

"AKU TIDAK INGIN DIGANGGU!!" teriak Karina dari dalam kamarnya.

Tok!...tok...!

Sekali lagi pintu itu diketuk...

"Karina, ada yang ingin aku katakan padamu!" ucap Royes dari luar kamar.

Karina menutup telinganya dengan bantal. Gadis itu benar-benar tidak ingin mendengar apapun dari bibir Royes...

"AKU TIDAK MAU BICARA DENGANMU LAGIII!!!" teriaknya lagi.

"Karina, besok aku akan urus semuanya! Aku harap besok kita sepakat ke suatu tempat!" kata Royes serius.

Mendengar itu, Karina lompat dan membuka pintu untuk Royes...

KLEK!!

"APA KATAMU??!!!" teriak Karina marah. Wajahnya tampak kesal dan cemberut pada pria di depannya.

Tanpa disuruh masuk, Royes melenggang saja ke dalam kamar Karina. Berjalan terus dan duduk di sofa...

"HEEY, KAU...!!!" bentak Karina bertambah kesal.

Royes menyilangkan kakinya dan duduk dengan santai di sofa itu. Sedang Karina tak mau kalah, gadis itu pun berdiri di depan Royes dengan berkacak pinggang. Menatap tajam pria di depannya.
Tatapan Karina dibalas dengan tatapan lembut oleh Royes. Karina tentu saja semakin kesal dengan sikap Royes.

"Ada apa denganmu, Karina? Sejak pulang minggu lalu, kau aneh sekali" kata Royes santai.

Dengan wajahnya yang polos tak mengerti, pria itu menatap Karina heran...

Melihat itu, Karina menjadi bingung sendiri. Dia pun mulai merasa Royes memang sedang mempermainkan perasaannya...

"Apa kau ingin mempermainkanku?!" tanya Karina tanpa sadar akan pertanyaannya.

Royes melototkan matanya bingung...
"Apa katamu?! Mempermainkanmu?!"

"YA, KAU SENGAJA, KAN?!" bentak Karina kemudian.

TIBA-TIBA!!!

Tangan Royes menarik tubuh Karina ke dalam dekapannya!

Karina terkejut!

"AAUUUWW!!!" teriaknya keras.

Royes pun segera menahan Karina agar tidak jatuh. Keduanya saling beradu mata begitu dekat.

Karina bisa merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia pun dapat merasakan bahwa detak jantung Royes sama kencangnya dengan dirinya. Begitu dekat jarak di antara mereka...

"Karina, besok semuanya akan jelas. Aku ingin kita pergi bersama ke suatu tempat. Apa kau belum mengerti??!!" ucap Royes lembut.

Karina terus menatap Royes...

"Aku tidak mau, aku takuuut!!" balas Karina gugup.

"Takut??!! Mengapa kau takut?" tanya Royes.

Baik Karina maupun Royes sama-sama menelan ludah perlahan. Ada kegugupan dari keduanya...

Beberapa saat suasana tetap seperti itu...

Hingga dentang jam dinding berbunyi tepat pukul 12 malam!
Mengejutkan keduanya!!!

Perlahan Royes melepaskan dekapannya pada Karina. Mereka berdiri saling berhadapan...

"Baik, besok aku tunggu kau di ruang makan untuk sarapan" kata Royes pelan.

Karina bengong dengan apa yang terjadi. Seolah dirinya masih dalam dekapan bersama bayangan Royes.

Blam...

Royes meninggalkan Karina dalam keadaan yang sama. Masih berdiri kaku. Tak mengerti...

@@@



Keesokan pagi...

Dengan malas Karina membuka matanya. Semalaman dia berpikir keras tentang apa yang diucapkan Royes malam tadi. Itu membuatnya gundah gulana.

Apa yang dipikirkannya? Kemana dia akan membawaku? Atau dia akan ke membawaku ke pengacara untuk mengurus surat perpisahan kami...
YAA!!! Aku tahu sekarang...

Itu berarti aku harus menolak ajakannya! Huuuuh...enak saja!
Setelah membuat hatiku luluh, sekarang akan melepaskanku??!!
Lihat saja! Aku tidak akan tinggal diam!
Aku akan membuatnya tunduk dan setelah itu...

Hahahaha...setelah itu akan kubuat dia menderita...
Lihat saja kau Royes!!

Tiba-tiba pintu kamarnya diketuk!

Tok!Tok!Tok!!

Sontak Karina menoleh ke arah pintu dan mencibirkan bibirnya...
Seolah mengejek kepada yang mengetuk pintu itu, dalam pikirannya, Royes sedang mencoba mengajaknya baik-baik.

Dan ternyata memang benar Royes-lah yang sedang mengetuk pintu...

Kemana dia? Apa belum bangun?

Royes mencoba mengetuk sekali lagi, tapi tetap tidak ada jawaban dari dalam kamar Karina.

Dengan suara lembut, pria itu mengetuk pintu lagi...

"Kariiin...apa kau sudah siap? Setelah sarapan kita berangkat, aku menunggumu di ruang makan" 

Sementara itu Karina bingung sendiri di dalam kamarnya. Separuh hatinya begitu ingin sarapan bersama dengan Royes, tapi separuh lagi ada rasa takut jika apa yang dia pikirkan akan terjadi.

Gadis itu menggeleng beberapa kali...

Kemudian tiba-tiba dia mendapatan ide untuk membatalkan kepergiannya bersama Royes...

"Aaahh, aku punya ide!" katanya gembira.

Buru-buru dia keluar kamar masih menggunakan piyamanya. Turun ke ruang makan. Tetapi kali ini, wajahnya seperti sedang meradang demam. Karina pura-pura sakit!

Royes yang sudah menunggunya di meja makan terkejut melihat kedatangan Karina dengan wajah memelas dan nyeri seperti itu.
Pria itu berdiri dan menghampiri Karina dengan wajah cemas.

"Karina, ada apa denganmu? Apa...apa kau sakit?" tanyanya khawatir.

Karina berusaha menghindari Royes...

"Stop, kau duduk saja! Aku akan sarapan bersamamu koq" tolak Karina sambil memberi isyarat dengan tangannya agar Royes menjauh.

Royespun kembali ke kursinya, tapi matanya terus memandangi Karina cemas.

Di dalam hati Karina, dia merasakan bahwa saat ini, pria itu sedang mengkhawatirkannya...

Hhhmmmm...permainan dimulai tuan Royes!!!

"Kau tidak perlu menatapku seperti itu!" kata Karina pelan. Gadis itu berusaha membuat suaranya terdengar parau agar Royes percaya bahwa dirinya memang sedang sakit.

Royes terus memperhatikan Karina...

"Karina, kau sakit? Sebaiknya kita ke dokter, bagaimana?" tanya Royes cemas.

Karina menggeleng...
"Tidak usah, aku akan sehat dalam beberapa hari ke depan" balas Karina berbohong.

TIBA-TIBA!!!

"Apa perlu aku suap sarapanmu?" saran Royes.

Karina langsung menatap pria itu kaget...
"Apaaaa!!!" teriak Karina seketika.

Royes heran dengan teriakan Karina..
"Kenapa? Apa salah bila aku membantumu?" tanyanya tanpa curiga pada Karina.

Mendengar itu Karina menjadi ingin tertawa sendiri. Gadis itu menutup mulutnya menahan tawa. Dia tak menyangka reaksi Royes akan seperti tadi.

Dia mengkhawatirkanku? Sebegitunya yaaa...hahahaha...

Sarapan pagi itu terasa begitu lama. Baik Karina dan Royes tidak banyak bicara. Keduanya hanya saling tatap. Royes menatap dengan rasa cemas bila Karina benar-benar sakit parah. Sementara Karina begitu menikmati raut kecemasan dari wajah tampan pria di depannya.

@@@

Royes berjalan di belakang Karina yang hendak kembali ke kamarnya setelah sarapan. Karina menjadi risih sendiri karena Royes tak sedetikpun membiarkannya sendiri.

"Royes, aku hanya butuh istirahat saja di kamarku. Jadi sebaiknya kau pergi saja" ujar Karina ketika keduanya tiba di depan pintu kamar Karina.

Namun Royes langsung membuka pintu kamar dan masuk begitu saja!

EEEHHH...

Karina pun mengikutinya dengan perasaannya yang serba salah. Bingung...

Royes kemudian membuka lemari dan mengambil sebuah kaos atasan dan celana panjang milik Karina. Lalu memberikannya pada gadis itu lembut.

"Pakailah ini setelah kau mandi! Aku akan menunggumu di sini Karin" kata Royes santai.

Karina mendelik heran dengan apa yang dilakukan Royes padanya..

"Apa maksudmu? Kau..." balas Karina gugup.

Royes mengangguk kemudian perlahan dia menyentuh jemari Karina lembut. Dan menggiringnya masuk ke kamar mandi...

Ceklek!

Karina berdiri di balik pintu kamar mandi, setelah Royes menutupnya dari luar.

Apa-apaan dia? Apa dia akan menjagaku seharian? Mengapa jadi seperti ini?
Karin...Kariiiin, bodohnya aku...
Aku tak memperhitungkan reaksinya akan seperti ini!
Bagaimana ini???

Sambil mandi menggunakan air hangat, Karina terus berpikir. Tapi semakin lama, semakin membuatnya bingung sendiri.


@@@


Sementara Karina berada di kamar mandi...

Royes berputar mengelilingi kamar gadis itu yang cukup luas. Matanya memperhatikan satu persatu benda di atas meja buku Karina. Di sana terpajang banyak photo gadis cantik itu mulai dari masa kecil hingga dewasa sekarang. Tentunya bersama kedua orang tua Karina. Semuanya begitu sempurna...

Gadis yang sangat cantik....
Dia memiliki segalanya...
Keluarga yang begitu menyayanginya...
Kekayaan yang tak terhitung jumlahnya...
Gadis yang benar-benar sempurna...
Tapiii...
Dia sangat egois dan angkuh...
Begitu sulit aku menundukkannya...

Perlahan jemari Royes mulai meraba satu buah photo close-up Karina di meja tersebut...

Pria itu tampak tulus menyentuhnya, seperti menunjukkan bahwa dia sangat menyayangi gadis itu...

Karina...
Bagaimana nantinya kita?
Perjalanan ini masih jauh sepertinya...

Karina...
Sepertinya aku mulai memikirkanmu...
Apa kau tahu itu??!!

Royes masih tersenyum sendiri memandangi photo itu, ketika Karina keluar dari kamar mandi.
Wajahnya sedikit terkejut mendapati Royes sedang memandangi photo-photo yang ada di mejanya...

Apa yang dia lakukan??!!!

"Aaah kau sudah selesai rupanya?" tanya Royes menutupi gugupnya.

Karina mengangguk diam saja. Kemudian Royes menarik lengan gadis itu dan membawanya ke balkon.

DEG!!!

Mau apa lagi dia?

Karina bertambah heran dan tak mengerti dengan semua yang dilakukan pria yang disebut suaminya tersebut.

Tak lama keduanya sudah berdiri memandangi pemandangan nun jauh di sana. Karina melirik ke arah pria di sampingnya. Begitupun Royes. Keduanya tampak kikuk sendiri. Diam saja membisu...

DAG!DIG!DUG!

Seolah jantung keduanya berdetak begitu kencang dan kuat sekali di siang itu. Karina tampak beberapa kali menelan ludahnya.

Tiba-tiba!!

"Bagaimana perasaanmu setelah mandi? Apa kau merasa lebih baikan?" tanya Royes membuka perbincangan.

"Eeh..ooh...iiiya, aku merasa lebih baik sekarang" jawab Karina polos.

Entah mengapa Karina menjawab dengan jujur, padahal sebelumnya dia berjanji akan terus berpura-pura sakit.

"Kalau begitu, kita bisa pergi sekarang!" ajak Royes sembari menarik lembut jemari Karina.

EEHH...GAWAAAT!!!

Karina berusaha berontak melepaskan jemarinya dari Royes, namun sayang tangan pria itu begitu kuat menariknya keluar kamar dan langsung menuju teras.

Sebuah mobil sudah terparkir di sana...

Royes langsung menggiring Karina masuk...

BLAM!!

Mobilpun melaju dikendarai oleh seorang supir yang telah siap siaga sedari tadi menunggu.

Di dalam mobil Karina meremas jemarinya kuat-kuat. Royes tersenyum kecil memandangi tingkah gadis cantik itu...

"Karina, apa kau takut? Kau terlihat tidak relax" tanya Royes pelan.

Karina menoleh...
"Kenapa aku harus takut? Aku hanya tak mengerti dengan semua yang kau lakukan hari ini" jawab Karina.

Pria itu tersenyum lagi mendengar jawaban dari istrinya yang cantik...

"Terimakasih kau tidak banyak berontak, aku suka dirimu yang seperti itu" kata Royes jujur.

Karina membelalakkan matanya mendengar penuturan Royes. Perlahan dia menelan ludahnya lagi...

Apa-apan dia...
Perkataannya terlihat jujur? 
Apa dia sengaja membuatku rapuh lagi???!!!
Mau kemana dia membawaku??!!
Sikapnya begitu mencurigakan...


Mobil terus melaju menuju suatu tempat. Karina tak banyak bicara, sedang Royes tersu saja memandangi Karina yang membuang wajahnya menghadap jendela.

DEG!!DEG!!

Jantung Karina sebenarnya berdetak sangat kencang. Gadis itu sungguh tak tahu kemana Royes akan membawanya. Hatinya ingin menanyakan itu namun entah mengapa lidahnya terasa kaku untuk bersuara.

Mengapa lama sekali perjalanan ini?
Kemana?

Hampir 15 menit berlalu mobil itu masih membawa keduanya ke arah luar kota. Hingga akhirnya mata Karina mulai mengantuk. Kepalanya hampir saja membentur kaca mobil jika sebuah objek membuatnya terkesima.

Mobil itu mulai memasuki kawasan teduh dan rindang. Sepanjang jalan di suguhkan pohon-pohon besar yang melindungi setiap mobil yang melintas. Di tepi jalan tampak sungai kecil mengalir dengan air yang begitu jernih.

Karina segera menggeser duduknya lebih ke tepi lagi. Hatinya sangat takjub dengan apa yang dilihatnya. 




TIBA-TIBA!!! Mobil pun memasuki sebuah kediaman bergaya kuno tapi cukup megah. Dengan pagar yang otomatis terbuka dengan remote control yang ada di tangan Royes. Karina menoleh ke arah pria itu dan bengong. Kemudian matanya mengelilingi pekarangan sekitar rumah tersebut.

BLAM!!!

Royes turun dari mobil, diikuti Karina. Lagi-lagi tangan pria itu menarik lembut jemari Karina. Karina sedikit tergopoh karena benar-benar masih terkesima dengan apa yang dilihatnya sedari jalan tadi.

Royes terus melangkah sampai pada pintu utama rumah megah tersebut. Karina sedikit menarik lengannya untuk berhenti...

"Kenapa Karina?" tanya Royes lembut.

"Aaa..iiini rumah siapa? tanya Karina polos.

"Nanti kau akan tahu semuanya. Akan kuperkenalkan kau pada pemiliknya" jawab Royes.

Tangan itu masih menggenggam jemari Karina. Entah mengapa Karina pun semakin mengeratkan genggaman itu. Keduanya berjalan beriringan kompak.

KLEK!!!





Pintu sudah terbuka!!!

Royes sempat menoleh dan menatap Karina lembut. Karina jadi semakin gugup oleh tatapan itu.

DEG!!

Tiba-tiba dari sebuah lorong di ujung ruangan, keluar seorang pelayan dan hormat membungkukkan tubuhnya pada Royes dan Karina.

"Beliau sudah menunggu tuan Royes" ucapnya sopan.

Royes pun membalasnya dengan senyum ramahnya dan terus melangkah sambil menggenggam jemari Karina.

Sementara Karina semakin tak sabar dan gugup dengan apa yang akan terjadi nanti.

Siapa 'beliau' yang dimaksud pelayan itu?
Ada apa dengan semua ini?
Apa maksudnya?
Tuhaaaan....

DEG!!! DEG!!! DEG!!! 




bersambung -->

Hari Terakhir di Sisimu (5)