Thursday, October 06, 2011

One More Time (2)



Hubungan Maya dan Satomi akhirnya terjalin kembali menjadi sepasang kekasih. Setelah bersusah payah Satomi meyakinkan gadis mungil itu tentunya.
Seperti layaknya pasangan kekasih lainnya, mereka selalu terlihat bersama di manapun dan kapanpun.


Malam itu Satomi baru saja berlalu meninggalkan apartemen Maya. Maya masih melambaikan tangannya sambil melihat kepergian kekasihnya tersebut.


Sebuah mobil terparkir di depan apartemennya. Seorang pria berjubah besar dan bertopi yang menutupi sebahagian wajahnya sedang memperhatikan gadis itu.


Maya tak menyadarinya. Gadis itu segera melangkahkan kakinya memasuki pintu apartemen. Tiba-tiba sebuah suara menghentikan langkahnya.


"Mungil"


Maya pun membalikkan tubuhnya dan menoleh ke arah suara tersebut.


"Pak Masumi...anda" katanya ragu.


Masumi tersenyum manis sekali hingga membuat Maya bingung. Dia menoleh ke arah belakang, mengira ada orang lain yang membuat Masumi tersenyum semanis itu.


Kemudian Maya menunjuk dirinya dengan jemarinya dan mengarahkan anggukkan kepada Masumi.
Tentu saja Masumi mengiyakannya dengan anggukkan kepala.


Lalu pria itu melangkah mendekati Maya...


DEG!!! 


Jantung gadis itu berdebar kencang karenanya. Namun dia harus mampu untuk menghilangkan kegugupannya di hadapan pria tampan itu.


"Ada apa...anda mencariku malam-malam begini? Apa anda baru saja menemui...nona Shiory?" selidik Maya tanpa sadar.


Mendengar pertanyaan Maya, sudah tentu Masumi tersenyum geli karena dia mengetahui kecemburuan dari gadis mungilnya.


"Apa perlu aku menjawab pertanyaanmu?" Masumi balik bertanya.


Maya menjadi kikuk dibuatnya. Gadis itu pun merasa kesal...


"Ya sudah, lebih baik aku masuk. Permisi" ucap Maya hendak berlalu masuk, namun tangan Masumi menahannya.


Maya menoleh ke arah Masumi...


Mereka saling tatap beberapa waktu...


"Sebentar, mungil. Aku hanya ingin mengajakmu keluar sejenak" ujar Masumi memelas.


Maya tidak langsung memberi jawaban dari tawaran Masumi. Ada ketakutan dan kebimbangan muncul dalam benaknya.


Masumi sudah memiliki tunangan, sedangkan dirinya saat ini sedang menjalin kembali hubungan dengan Satomi.


Perlahan Maya menggelengkan kepalanya. Gadis mungil itu memutuskan untuk menolak ajakan Masumi.


"Maaf pak Masumi, saya tidak bisa. Jadi lebih baik anda pulang sekarang" ucap Maya dengan melepaskan genggaman jemari Masumi perlahan.


Gadis itu berlalu meninggalkan Masumi yang masih berdiri kaku atas penolakan terhadap dirinya.


Maya...
Aku hanya ingin pergi bersamamu...
Memandangi bintang seperti waktu itu...
Bersamamu...


Maya mencoba menenangkan pikirannya akan pria tersebut. Hatinya sangat ingin menerima ajakan Masumi namun dia tak bisa dan tidak boleh pastinya.


Maaf pak Masumi...
Anda bukan siapa-siapaku...
Walau aku tahu...andalah 'DIA'
Si pengagumku...


Namun anda sudah menjadi miliknya...
Bukan milikku...


Maya bersandar di depan pintu apartemennya. Menarik nafas panjangnya berulang kali. Sementara Masumi menatapnya dari sudut lain tak jauh dari sana.


"Pak Masumi...apa maksud semua ini? Apa yang anda inginkan dariku? Apa anda ingin mempermainkanku?" desis Maya melamun.


Masumi terdiam meresapi desisan Maya dari kejauhan...


Maafkan aku, Maya!


Tak lama Maya pun masuk ke dalam apartemennya.


BLLLAAAMMM!!


Masumi mendekati pintu itu. Pria itu sangat ingin berlama-lama di sana. Walau hanya untuk memandangi pintunya saja, dia rela. Tapi itu tak mungkin dia lakukan.


Dengan langkah gontai dia tinggalkan apartemen Maya. Harapannya semakin tipis untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Masumi gentar akan apa yang akan terjadi nantinya. Dia belum siap!


Aku belum bisa untuk mengatakannya...
Aku masih terlalu takut, Mungil...
Takut akan kehilanganmu...
Kehilangan kepercayaanmu pada pengagummu...


@@@




Malam itu Maya tak bisa memejamkan matanya. Lamunannya menerawang pada pak Masumi. Bathinnya sangat ingin mengatakan bahwa dia sudah mengetahui identitas si pengagumnya.


Aku ingin melihat reaksimu, pak Masumi...
Apa anda akan melanjutkan pertunangan dengan nona Shiory?
Ataukah...


Kenapa hatiku bertambah sakit bila mengingat hal itu?
Apa aku benar-benar mencintainya?


Lalu apa pak Masumi mencintaiku?
Atau hanya sebatas kagum dengan aktingku?
Aaah...aku bingung dengan sikapnya akhir-akhir ini?


Pak Masumi...


Maya pun terlelap juga...


Keesokan harinya...


Satomi menjemput Maya untuk berangkat bersama ke tempat latihan. Di tengah jalan mereka bertemu dengan Ayumi. Ayumi mengajak keduanya untuk sarapan bersama di sebuah cafe di sekitar Daito.


Ayumi mengucapkan selamat kepada keduanya karena telah resmi menjalin kasih dan berita itu telah tersebar kemana-mana.


"Aku senang melihat kalian seperti ini" 


"Terimakasih Ayumi" jawab Maya malu.


Satomi langsung menggenggam jemari Maya hingga Maya menepisnya perlahan karena malu pada Ayumi.


"Tidak apa, Maya. Kau jangan sungkan denganku. Satu kesempatan nanti, aku ingin kita kencan bersama. Bagaimana?" usul Ayumi.


Maya menoleh ke arah Satomi. Dan Satomi mengiyakan ajakan Ayumi tersebut.


"Ah ide yang bagus Ayumi. Aku dan Maya menunggu untuk itu. Bukan begitu Maya?" tanya Satomi berharap.


"Iya...baiklah" jawab Maya tersenyum.


Sarapan yang hangat. Maya dan Satomi kembali dengan berjalan kaki ke tempat latihan. Sedang Ayumi melanjutkan perjalanannya menuju station kereta Tokyo karena akan syuting di luar kota beberapa hari ke depan.


Satomi menggenggam jemari Maya kuat. Keduanya baru saja masuk di pintu masuk gedung Daito saat sebuah mobil mewah berhenti di depan mereka.


BRRRAAAAKK!!!


Terlihat Masumi turun bersama tunangannya, Shiory.


DEG!!DEG!!


Seketika Maya tampak gugup...


Satomi menyapa keduanya ramah dengan tangan yang masih menggenggam erat jemari Maya.


"Selamat pagi, pak Masumi" sapa Satomi sopan.


Masumi tersenyum kecil membalas sapaan Satomi. Namun dengan cepat dia segera berlalu meninggalkan keduanya. Shiory pun mengikuti tunangannya.


Maya menelan ludahnya...


"Maya, ada apa denganmu? Kau tampak gugup" tanya Satomi heran dengan sikap Maya yang diam membisu.


"Eehh...tidak, aku hanya sedikit gugup saja tadi" jawab Maya seadanya.


"Tentu kau kaget. Tunangan pak Masumi sangat anggun, bukan? Juga cantik, sangat serasi dengan direktur muda setampan pak Masumi" ujar Satomi polos.


DEG!!!


Maya semakin cemburu dan kesal dengan ungkapan Satomi tadi...


Gadis itu pun menarik lengan Satomi dan membawanya berlalu dari tempat tadi.


"Eeeh...Maya" gumam Satomi bingung.


"Sudahlah Satomi, sebaiknya kita cepat ke tempat latihan. Aku takut pak Kuronuma akan marah bila kita terlambat" Maya beralasan.


Keduanya pun segera menaiki lift menuju lantai tempat latihan akan dimulai.


@@@

Ruangan Masumi...

Shiory terlihat duduk menunggu Masumi yang sedang membereskan beberapa dokumennya...

Namun mata Shiory terus saja memandangi ketampanan Masumi...

Dia memang sangat tampan...
Aku beruntung bisa menjadi kekasihnya...
Tapi mengapa bathinku mengatakan lain...
Apa hanya aku yang merasakannya?

Apakah dia benar ingin bertunangan denganku?
Atau hanya karena perusahaan?
Entahlah...aku tak peduli...
Yang terpenting kau akan menjadi milikku...
Sebentar lagi...

Tahu akan tatapan Shiory, Masumi pun balas menatapnya. Shiory tampak gugup dengan wajah yang memerah karena tersipu.

Masumi tersenyum kecil...

"Masumi...mengapa kau menatapku seperti itu?" tanya Shiory grogi.

Masumi menghampiri Shiory...

"Bukankah kau yang memulainya? Aku hanya mengikuti apa maumu, Shiory?" jawab Masumi.

Masumi duduk di samping Shiory...

TIBA-TIBA...

Shiory menggeser duduknya dan hanya berjarak beberapa inci dari Masumi...

Cuup!!!

Gadis itu mengecup pipi Masumi lembut!

Masumi kaget dibuatnya!

Shiory...

"Masumi...aku ingin segera menjadi milikmu" ucap Shiory berani.

DEG!!DEG!!DEG!!

Sekali lagi Masumi terbelalak di buat Shiory...

"Maksudmu?" tanya Masumi berpura-pura tak mengerti.

Kemudian gadis itu menjatuhkan tubuhnya di dada Masumi...

"Aku ingin kita menikah secepatnya" kata Shiory.

"APA?!!!" Masumi setengah berteriak.

"Kenapa? Apa kau tidak menginginkannya, sayang?" tanya Shiory sedih.

Masumi berpikir cukup lama mempertimbangkan semua ucapan tunangannya. Berat hatinya untuk mengiyakan permintaan Shiory, tapi di satu sisi dia harus mengambil keputusan dalam waktu singkat.

"Shiory, semuanya harus dipertimbangkan dan dibicarakan dengan serius. Bukan seperti ini kan?" jawab Masumi.

"Iya, aku tahu. Tapi semalam aku sudah membicarakan hal ini dengan kakek dan orang tuaku. Bahkan dengan tuan Eisuke, ayahmu" terang Shiory dengan lugas.

Apa? Dengan ayahku?

"Lalu, apa pendapat mereka tentang itu?"

"Tentu saja mereka setuju. Mereka malah sudah menentukan tanggal dan bulannya di tahun ini juga"

"Tahun ini?" tanya Masumi kaget.

Shiory menganggukkan kepalanya semangat...

"Mengapa terburu-buru sekali Shiory?" 

Kembali Shiory mendekap lengan Masumi, kemudian...

CUUUP!!!

Kali ini bibir gadis itu mendarat tepat di bibir Masumi.

Kau...

Masumi langsung berdiri dan meninggalkan Shiory begitu saja.


"Masumii...tunggu"


BLLLAAAAMMM!!!


Masumi terus menjauh dari ruangannya. Pikirannya benar-benar tidak suka dengan tingkah gadis itu yang agresif.


Apa-apaan ini?
Seenaknya dia mengecupku!


Bagaimana sebaiknya?
Apa memang dia jodohku?
Apa memang harus secepat ini?


Baiklah aku akan membicarakannya sore ini juga...
Agar semuanya jelas...


Jelas untuk masa depan Daito...
Dan akan membuatmu senang, ayah!







bersambung to chapter 3





5 comments:

  1. haaaaaa dikit bagt huhuhuhu ah masumi ayo tunjukkan keberanianmu

    ReplyDelete
  2. pada ga jujur nih sama perasaan masing2...
    direktur daito takut sama anak kecil XD ^^

    ReplyDelete
  3. aiiiiih, tanggung amaaaat.
    Lanjuuut....

    ReplyDelete
  4. heuheu gampar shiory >,<
    masumi jg bodoooooooooooooooooooooh *sewot sendiri nih*

    ReplyDelete
  5. ah, ga suka....
    shiomay ga sopan ...!!!
    untung akang masumi segera menjauh...

    ReplyDelete