Wednesday, August 10, 2011

Tell Me That You Was The Man



^^^Perasaan Maya sangat bahagia ketika 'bidadari merah' jatuh ke tangannya.Tapi di sisi lain, dia sangat sedih karena itu artinya Pak Masumi akan segera menikah setelah pementasan 'bidadari merah' nya^^^




**********


Maya baru saja tiba di apartemennya malam itu setelah seharian berjibaku dengan pemotretan dan wawancara atas keberhasilannya. Baru dua hari yang lalu 'bidadari merah' di tangannya. Semua media meliput dan memuat berita tentang dirinya yang begitu hebat dan menjiwai sebagai 'bidadari merah'.


Malam itu Maya tak bisa memejamkan matanya. Kembali dia memikirkan perasaannya pada 'Mawar Ungu'. Maya sangat ingin mengungkapkan betapa dirinya sangat mencintai pengagum setianya tersebut, yang tak lain adalah Pak Masumi.


Gadis itu menangis mengingat bahwa pria itu pernah mengatakan akan melangsungkan pernikahannya setelah penentuan hak pementasan 'bidadari merah'. Dan itu artinya tidak akan lama lagi setelah Maya mementaskannya.


"Dia akan segera menikah" Maya bergumam sedih.
Maya berbaring di tempat tidurnya. Airmata itu terus mengalir. Dia hanya ingin bertemu berdua saja dengan Pak Masumi. Entah mengapa dia sangat ingin itu terjadi.
"Pak Masumi, aku tidak berharap lebih dari ini, aku tahu itu akan sulit bagimu juga bagiku!"
Tiba-tiba Maya teringat sesuatu tentang pak Masumi yang telah bertunangan bersama nona Shiory Takamiya.
Tangisnya semakin menjadi, dia merasa hampa mengingat hal itu.
Sementara Maya tak mengetahui bahwa beberapa saat yang lalu, pria itu baru saja membatalkan pertunangannya dengan Shiory.


"Tapi aku percaya, suatu saat nanti kau akan menemuiku dan mengatakan semuanya padaku. Tentang siapa dirimu"


Tiba-tiba...
Ting tong, terdengar suara bel apartemennya berbunyi. Dengan malas dia beranjak dan melangkahkan kakinya menuju pintu tersebut.
Ceklek...Pintu terbuka...


Maya terkesima melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemennya. Kak Hijiri...
"Selamat malam, nona Maya. Apa aku mengganggumu?" sapanya ramah.
"Ah tentu saja tidak, aku sedang melamunkan sesuatu tadi. Apa ada pesan dari 'mawar Ungu'?" Maya penasaran.
Pria itu mengangguk dan menyerahkan sebuah surat padanya...
Dengan antusias Maya menerimanya dan membacanya...


untuk : Maya Kitajima

Aku ingin bertemu denganmu...
Datanglah...

Pengagum Setiamu...


Maya tercengang tak percaya dengan apa yang baru saja dia baca. Dia menatap ke arah kak Hijiri. Pria itu juga hanya mengangguk tersenyum. Kemudian dia meminta Maya untuk mengikutinya...
"Nona Maya, pengagum anda sudah menunggu. Ikutlah denganku!"
Maya masih bengong tak percaya. Namun setelah itu dia sadar bahwa malam ini semuanya akan dia katakan pada pengagumnya itu tentang perasaannya. Maya lari ke kamarnya untuk berganti pakaian dan mengambil baju hangatnya.
Dia melangkah keluar pintu apartemennya bersama Hijiri. Jantungnya sudah berdetak kencang sedari tadi. Dia tak pernah menyangka akan secepat ini Pak Masumi mengakuinya.

Pak Masumi, benarkah ini? Apakah anda akan datang setelah beberapa kali menolaknya? Apa yang akan anda katakan? Aku....
Aku pun tak tahu harus mengatakan apa padamu...

Maya meremas jemarinya gelisah.Wajahnya berseri-seri namun tetap terlihat lebih pucat dari biasanya. Berkali dia menarik nafas panjang untuk sekedar menenangkan hatinya. Hingga mobil itu berhenti di sebuah tempat tak jauh dari gedung Daito.

DegDegDeg!!!
Jantung gadis itu semakin lama semakin berdegup cepat sekali. Mereka turun dari mobil dan Hijiri membawanya ke depan sebuah taman dekat gedung tersebut.
"Maya, pengagummu menunggumu di taman ini. Masuklah!"
Maya tak menjawab apa-apa. Dia masih saja berdiri tak bergeming di depan taman itu.
Dari jauh dia bisa melihat sesosok pria tengah berdiri menunggunya di taman tersebut. Disinari oleh lampu taman, Maya dapat memastikan bahwa pria itu adalah pak Masumi.

Aku yakin itu dirimu, pak Masumi. Aku yakin...

Perlahan kakinya melangkah memasuki taman tersebut. Dengan gemetar Maya menoleh ke belakang memastikan bahwa kak Hijiri sedang meyakinkannya. Pria itu menganggukkan kembali kepalanya tatkala Maya menoleh ke arahnya.

Dan kini...dia tinggal beberapa meter lagi dengan pria pengagum rahasianya itu. Langkah demi langkah hingga sampai juga tepat di belakang sosok tersebut. Hanya satu meter, Maya berdiri dambil memejamkan matanya. Maya merasa malu menatap pria itu nanti...

Tiba-tiba pria itu membalikkan tubuhnya dan langsung mendekap Maya. Maya tak bisa berbuat banyak, dia hanya merasakan betapa hangatnya dekapan pria di hadapannya tadi.

"Maya, ini aku 'pengagum rahasia' mu". Dia masih mendekap Maya erat. Maya ingin menjawabnya namun dekapan itu tak bisa membiarkannya mengatakan sesuatu.
"Maaf telah membuatmu menunggu terlalu lama, Maya"
Perlahan dia melepaskan dekapannya dan menatap Maya dalam.
Maya masih menunduk tak mau menatap pria itu. Kemudian tangan nya mengangkat wajah Maya.
"Maya, apa kau tidak terkejut?" dia curiga mengapa tidak ada reaksi dari gadis di hadapannya itu.
Maya menggeleng sambil membalas tatapan pak Masumi.
"Maya, apa kau sudah mengetahui ini sebelumnya?
Maya mulai merasa bahwa dia benar-benar ingin memeluk pria itu kembali. Airmatanya menetes perlahan. Dan Pak Masumi mengusapnya lembut.
"Sejak kapan Maya? Mengapa kau tak mengatakannya padaku?" tanyanya haru.
Maya memberanikan dirinya untuk mengungkapkan rasa yang dia punya selama ini pada pria itu.
"Pak Masumi...sudah lama sekali aku merasakan getaran bila bertemu denganmu, tapi...tapi...aku sangat takut" Maya terisak.
Pak Masumi membelai wajahnya mesra lalu mengecup kening Maya dengan penuh perasaan.
Maya memejamkan matanya...
"Maafkan aku membuatmu menunggu, mulai saat ini maukah kau menjadi kekasihku?"
"Pak Masumiiii...."
Wajah pria itu tersenyum lembut pada Maya. Maya pun membalasnya...
"Saat ini hubungan pertunanganku telah kubatalkan. Kau tak usah khawatirkan itu. Mulai sekarang aku akan menjagamu, menemanimu dalam suka dan duka. Tanpa harus bersembunyi di balik topeng 'Mawar Ungu' lagi"
Ucapan pria itu menyejukkan hati Maya. Dia tak sanggup lagi berkata apa-apa. Maya hanya ingin mendekapnya dan mendekapnya selama mungkin. 
Maya mendekap Masumi erat...

Pak Masumi, jangan pernah lepaskan dekapan ini. Berjanjilah akan selalu berada di sisiku selamanya. Aku mencintaimu...Kau lah kekuatanku...Aku terlalu mencintaimu...Pak Masumiiii...
Trimakasih sudah menjagaku selama ini...

Masumi pun mengeratkan dekapannya pada Maya. Hatinya lega setelah penantian panjang harus bersembunyi di belakang layar mencintai gadis itu.

Trimakasih Maya...
Kau mau menerima diriku...
Aku berjanji akan selalu menjagamu, memberimu kekuatan untuk menjadi 'bidadari merah' yang dirindukan semua orang. Bidadari yang selalu ada dalam benakku. Memberikan kebahagiaan yang abadi...






^^^the end^^^









No comments:

Post a Comment