Friday, August 12, 2011

Pelangiku



^^^Hubungan Maya dan Masumi baru terjalin setahun berjalan. Tentu saja ada perbedaan yang muncul di antara mereka. Dalam setahun itu, mereka sudah hampir 5 kali putus sambung^^^ (easy story)


**********


Krrrriinngg....Krriinnngg....Krriinnnngggg!!!
"Halo...aah kau lagi, tidak ada lagi yang harus kita bicarakan!!!"
Tuuut...tuuut....tuuuutt
Maya membanting kesal telepon apartemennya. Wajah gadis itu begitu marah. 
Selang berapa lama...
Ting...Tong...
Maya menutup telinganya. Dia tahu itu pastilah bel yang dibunyikan kekasihnya, Masumi Hayami.
Mereka bertengkar hebat, hingga pria itu mengeluarkan kata berpisah dua hari yang lalu.
Tentu saja itu membuat Maya benci setengah mati. Dia merasa dipermainkan oleh pria yang 11 tahun lebih tua darinya tersebut.
Dan sudah dua hari ini pula, Masumi terus saja berusaha meminta maaf pada Maya. Telepon dan HP Maya tak berhenti berbunyi sepanjang hari. Di tempat latihan, di apartemennya dan di setiap tempat yang dia datangi, alat komunikasi canggih itu selalu bergetar. Maya sangat marah mendengar bel apartemennya berbunyi tanpa henti. Dia pun berteriak:
"Sudah aku katakan! Aku tidak akan memaafkanmu. Anda yang mengucapkan itu, jadi aku anggap itu sudah keputusan dari dalam hatimu!!!" teriak gadis itu emosi.
Wajahnya merah menahan kekesalan yang kian memuncak. Sekitar hampir 1 jam Maya menutup telinganya. Kini bel dan HPnya diam tak mengeluarkan bunyi lagi.
"Huuuuffth, akhirnya" 
Maya pun bersiap-siap akan berlatih di pagi itu. Dia sudah yakin pasti Masumi akan datang ke apartemennya sebelum dia berangkat ke kantornya.
Dengan wajah sedikit kusut, Maya melangkahkan kakinya menuju studio Kids. Dia hanya berharap bahwa hari ini tidak akan bertemu dengan pria bernama Masumi Hayami itu.
"Aku tidak ingin bertemu dengannya. Dia tidak pernah menghargai perasaanku. Apa dia pikir, aku tidak bisa putus darinya? Heeehhh...menyebalkan!!!" gerutu gadis itu ketika baru saja masuk ke studio Kids tempatnya akan berlatih.
Tiba-tiba seorang pria melambaikan tangan padanya dari dalam studio itu...
Maya menoleh ke arahnya dan tersenyum kecil. Pria itu menghampirinya. Dan memberikan sebotol susu instant pada Maya.
"Eh Satomi, apa ini?" tanya Maya bingung.
"Ini untuk staminamu. Hari ini kita akan berlatih sampai malam bukan?" jawab Satomi penuh perhatian.
Maya menerimanya sambil tersenyum manis pada pemuda tampan di hadapannya.
PLOK...PLOK...PLOK!!!
Suara tepukan dari pak Kuronuma menandakan bahwa latihan hari ini akan segera dimulai.
Masing-masing pemain mulai mengambil posisinya. Suasana pun jadi sedikit tegang. Dan latihan itu berlangsung sampai pukul 9 malam.
Maya mengusap keringat di keningnya dengan sebuah handuk kecil. Tubuh nya yang mungil begitu terlihat semakin kecil karena seharian begitu mengeluarkan energi untuk berlatih.
"Maya, aku akan mengantarmu. Ini sudah larut!" usul Satomi.
Maya tak langsung menerimanya. Dia mencoba menolaknya sopan, namun Satomi tetap saja bersikeras akan mengantarkan Maya ke apartemennya.
"Baiklah, aku akan menerimanya. Agar kau tenang, Satomi" kata Maya.
Akhirnya mereka pun keluar dari studio. Melintasi pemain lain yang masih berdiri menunggu jemputan di depan studio. Maya bisa memastikan pastilah mereka membicarakan dirinya dan Satomi. Semua orang sudah mengetahui hubungannya dengan Masumi adalah sepasang kekasih. Walau sekarang tidak lagi, dan hanya mereka berdua saja yang tahu.


Satomi menyadari apa yang membuat Maya gusar berjalan bersamanya. Tapi pemuda itu tak memperdulikannya. Dia akan tetap mengejar cinta Maya, sampai Maya menikahi seseorang nantinya.
"Maya, jangan terlalu kau dengar pedulikan ucapan mereka" kata Satomi ingin menenangkan Maya.
"Apa aku terlihat sedih dengan yang mereka gosipkan? Sepertinya itu sudah lama berlangsung. Yaaa...sejak aku dan pak Masumi sepakat untuk menjalin kasih" 
Satomi memandangi Maya. Pria itu mulai merasakan ada yang tidak beres dengan gadis di sebelahnya. Dia menghentikan langkahnya dan berjalan ke pinggir dinding jembatan yang sedang mereka lalui.
"Satomi, kenapa kau berhenti?" tanya Maya bingung.
Satomi menajamkan tatapannya pada Maya. Maya tertunduk malu dan tak mengerti apa arti tatapan itu.
"Maya...aku tahu kau sedang ada masalah. Ceritakan padaku...Aku mohon" pria itu mulai menyelidiki.
Mendengar pertanyaan Satomi, Maya jadi gelisah dan memalingkan wajahnya dari Satomi.


Perlahan Maya melanjutkan langkahnya, Satomi tak bisa berbuat banyak. Akhirnya dia pun mengikuti Maya. Mereka sama-sama membisu menikmati malam itu. Sampai akhirnya tiba di depan apartemen Maya. Satomi pun pamit...
"Trimakasih kau sudah mengantarku, Satomi" Maya berujar sambil sedikit membungkuk sopan pada Satomi.
Satomi tersenyum melihat sikap polos Maya.
"Masuklah Maya. Udara sangat dingin. Besok kita bertemu lagi. Bye...." kata Satomi sambil melambaikan tangan pada Maya.
Maya memandangi punggung Satomi dari depan teras apartemennya.


Satomi...kau masih tetap baik padaku..


Baru saja Maya membuka pintu apartemennya. Tangannya ditahan oleh seorang pria dari belakangnya. Maya berusaha mendorong pria itu, yang tak lain adalah Masumi Hayami, mantan kekasihnya.
Maya memanyunkan bibirnya cemberut melihat ke arah Masumi.
Masumi membalasnya dengan senyuman...


"Anda lagi?! Aku mau istirahat!!" Maya masuk dan segera menutup pintu.
Namun sayang Masumi sudah menyelinap masuk.
"Pak MASUMII...aku benar-benar marah padamu!" gadis itu berteriak sambil melototi mantan kekasihnya.
Masumi tak menggubris teriakan Maya, dia berlalu di hadapan Maya dan duduk di sofa apartemen Maya.
"Mungiil, kemarilah....aku ada kejutan untukmu" ajak Masumi sambil memukul-mukul sofa di sebelahnya sebagai isyarat agar kekasih mungilnya duduk di sana.
Maya memalingkan wajahnya. Dia berjalan menuju dapur dan mengambil segelas air putih. Lalu meneguknya begitu cepat...
"Hati-hati! Nanti kau bisa tersedak..." ucap Masumi sedikit meledek Maya.
Raut wajah gadis itu bertambah marah dan marah pada Masumi.


Perlahan Masumi mendekati Maya kemudian menarik tangan gadis itu dan menggiringnya ke luar apartemen. Entah mengapa Maya diam saja dan mengikuti kemana Masumi membawanya.


Pak Masumi, kali ini aku akan melihat jurus apa yang anda gunakan untuk meminta maaf dariku...
Hhmmm...baiklah, aku akan menikmatinya....
Terkadang aku sangat menyukai pertengkaran kita...
Anda begitu terlihat lucu...
Hahahaha...


"Hahaha...." Maya tiba-tiba tertawa sendiri.
Masumi segera menghentikan langkahnya. Dan membalikkan tubuhnya ke arah gadis itu yang terlihat segera menutup mulut dengan jemarinya.
"Uuppppss..." desis Maya tak sadar sudah terbahak-bahak.
Dan otomatis Masumi menganggap itu sebagai ledekan terhadap dirinya. Dia menghempaskan genggamannya dari tangan Maya...
"Kau ini!!! Masih saja mempermainkan aku?!" ujar Masumi kesal sambil menatap tajam pada gadis di hadapannya.
Maya menunduk geli sendiri. Dalam bathinnya, dia merasa senang sudah bisa membuat Masumi kesal dan marah.
Gadis itu masih menutup mulutnya...
"Buka mulutmu! Maya...apa kau tak mendengarku?! Aku sedang marah!!" kata Masumi emosi. Wajahnya cemberut menatap Maya.
Maya mengerlingkan matanya genit. Lalu Masumi membalasnya dengan menajamkan tatapannya pada Maya.
Wajah Maya sedikit mundur, menghindari tatapan tajam kekasihnya.
"Kau masih tidak mau membuka mulutmu, Mungil!?"
Maya menggeleng dengan tangan yang masih menutupi mulutnya.
Tiba-tiba Masumi menarik tubuh Maya dan membuka paksa jemari yang menutupi bibir gadis itu.
Cuuuup!!!
Pria itu mengecup kuat bibir Maya...
Maya tak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali. Dekapan dan cengkraman Masumi begitu kuat.


Pak Masumi....


 Masumi mengecup bibir itu berulang kali. Dia sangat bersemangat melakukannya. Melampiaskan kekesalannya pada gadis itu yang semakin pandai membuatnya mabuk kepayang.
"Aku tidak akan melepaskanmu sampai kapanpun. Ingat itu sayang!!!" ucap Masumi berbisik di telinga Maya.


Aku tahu dan yakin itu, Pak Masumi...


"Pak Masumi sudahlah, anda membuatku sulit bernafas" pinta Maya sesak.
Namun pria itu terus saja mendekap kekasihnya tersebut.
"Mungil...berjanjilah padaku!"
"Hhmm...untuk apa?!" Maya pura-pura tak mengerti.
"Untuk selalu setia padaku. Selalu memaafkanku" kata Masumi kemudian.
"Enak saja, mengapa aku harus selalu memaafkan anda?!" jawab Maya santai.


Mungiiilll....


"Kau ini!!!" Masumi geregetan mendengar jawaban Maya.
Kembali dia menggigit mesra bibir mungil gadis yang sangat dia cintai tersebut.


Pak Masumi...aku mencintaimu...sangat...Aku akan selalu menjaga cinta ini untuk selamanya...Kau tak usah meragukan itu!!!


Maya pun membalas dekapan Masumi. Pelangi di hatinya masih akan terus bersinar untuk Masumi, pria yang lebih tua 11 tahun darinya. Pria dingin dan gila kerja itu.
Masumi tersenyum bahagia dengan sikap Maya yang membalas dekapannya.


Maya...aku mencintaimu....semakin mencintaimu...


"Pak Masumi, maafkan aku..." bisik Maya manja. 
"Sayang aku sudah memaafkanmu, mengerti dirimu. Dan akan terus seperti itu sampai kau beranjak dewasa dan aku yakin, kau akan mulai mengerti arti cinta" jelas Masumi penuh kasih.
Maya mengangguk dan menenggelamkan wajahnya di dada Masumi.


Maya...Maya...Maya...


Pak Masumi...pelangiku...tetaplah di sini di sisiku, mendekapku, merangkulku, membuat hatiku bahagia dan damai selama-lamanya......










^^^the end^^^

No comments:

Post a Comment